Belajar dalam Lapar: Semangat Santri La Roiba Menjaga Sunnah Puasa Senin–Kamis

Menjaga Sunnah, Menghidupkan Pesantren

Di serambi dapur pesantren La Roiba, suara Al-Qur’an masih terdengar bercampur dengan langkah kecil para santri. Wajah-wajah muda itu tampak letih, sebagian tampak lesu, bibirnya kering, tapi mata mereka tetap berbinar. Hari itu Senin, dan seperti kebiasaan mereka setiap Senin dan Kamis, para santri menunaikan puasa sunnah.

Puasa Senin–Kamis sudah menjadi tradisi yang mereka jalani dengan penuh kesadaran. “Kami ingin meneladani Rasulullah SAW,” tutur salah seorang santri.

“Meski letih, kami merasa dekat dengan beliau, berharap kelak mendapat syafaatnya.” Di sela-sela jadwal belajar, para santri tetap memegang kitab, mengulang hafalan, dan berdiskusi. Lapar dan haus bukan penghalang bagi semangat mereka.

Bagi mereka, puasa ini bukan sekadar ritual. Ini latihan kesabaran, disiplin, sekaligus ruang perjumpaan dengan Allah SWT. Mereka percaya, sunnah yang istiqamah akan membentuk pribadi yang terpandang, rendah hati, dan penuh keberkahan.

Kebersamaan yang Menguatkan

Menjelang waktu berbuka, suasana pesantren berubah menjadi hangat. Beberapa santri menyiapkan takjil sederhana, beberapa lainnya membantu guru membersihkan aula. Di saat-saat seperti ini, ikatan persaudaraan terasa kental. Mereka berbagi senyum, berbagi cerita, dan berbagi doa.

“Kami bahagia sekali kalau ada ayah, bunda, atau kakak yang mau berbagi hidangan berbuka,” kata salah seorang pengasuh. “Doa kami selalu menyertai mereka yang membantu.” Pesantren menyadari bahwa dukungan orang tua, wali santri, dan masyarakat luas adalah energi penting yang membuat tradisi ini tetap hidup.

Pahala Berbagi Berbuka

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, doa orang berpuasa termasuk doa yang mustajab. Bahkan, orang yang memberi makan kepada mereka yang berbuka puasa mendapat pahala setara dengan pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sendiri.

Prinsip inilah yang membuat Pesantren La Roiba membuka pintu seluas-luasnya bagi para donatur dan orang tua santri yang ingin turut serta menyediakan hidangan berbuka atau mendukung kebutuhan lainnya. Mereka yakin, setiap bantuan yang masuk akan menjadi amal jariyah yang mengalir tanpa henti.

Menjadi Bagian dari Doa Santri

Di setiap Senin dan Kamis, doa para santri yang berpuasa mengalir. Doa untuk orang tua mereka, untuk guru-guru mereka, untuk donatur, dan untuk umat Islam di seluruh dunia. “Insya Allah, doa kami bersama kalian,” kata pengasuh.

Beginilah suasana Pesantren La Roiba: letih dan haus tidak memadamkan semangat belajar; lapar bukan alasan untuk berhenti menuntut ilmu; dan puasa bukan sekadar ritual, tetapi jembatan menuju akhlak mulia.

Majalah Suara Masjid mencatat kisah ini sebagai teladan tentang bagaimana sebuah pesantren bisa menjadi pusat penguatan nilai sunnah Rasulullah SAW sekaligus ruang bagi masyarakat untuk menyalurkan dukungan. Sebuah kombinasi indah antara ibadah, pendidikan, dan solidaritas.

Menjaga Sunnah, Menghidupkan Pesantren

Masya Allah, tabarakallah. Semoga kita semua diberikan taufik dan hidayah oleh Allah SWT, senantiasa berada dalam lindungan-Nya, dan istiqamah menghidupkan sunnah Rasulullah SAW.

Bagi ayah, bunda, kakak, dan masyarakat yang ingin mendukung tradisi puasa Senin–Kamis di Pesantren La Roiba, donasi dan infak dapat disalurkan melalui rekening resmi berikut:

🏧 BSI No. 734 4929 410
a.n. Ponpes La Roiba

🏧 Bank Mandiri No. 112 001 4069 921
a.n. Yayasan Ummi Zahro QQ Ponpes Tahfidz dan Dakwah La Roiba

🏧 Bank Sumsel Babel No. 147 0926 091
a.n. Pan Per Pes La Roiba

🏧 Bank BRI No. 0128-01-007759-53-9
a.n. Ponpes Tahfidz dan Dakwah La Roiba

(Mohon konfirmasi  ke WA : 0823-5257-2578- jika sudah mentransfer ke rekening yayasan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait