Lomba Satu Desa Satu Cerita: Dakwah Literasi di Lahat dari Desa untuk Negeri

Menulis kisah desa adalah bagian dari ibadah sosial

LAHAT | KabarSriwijaya.NET — Dalam semangat membumikan literasi dan menggali hikmah dari akar budaya desa, Pemerintah Kabupaten Lahat bersama PGRI dan media Lahat Online resmi meluncurkan Lomba Menulis Cerita “Satu Desa Satu Cerita”. Program ini menjadi ruang ekspresi sekaligus dakwah kultural yang menggugah masyarakat untuk menuliskan kisah-kisah bermakna dari desa mereka.

Lomba yang dibuka sejak 20 Juni hingga 20 Juli 2025 ini mengajak para peserta untuk menyusun cerita dengan unsur penting seperti sejarah desa, cerita rakyat, kearifan lokal, tantangan sosial, dan potensi ekonomi desa masing-masing. Dengan panjang tulisan antara 750–1000 kata, peserta diarahkan untuk menulis menggunakan bahasa Indonesia sesuai PUEBI, namun tetap diperbolehkan menambahkan nuansa lokal melalui bahasa daerah.

“Menulis kisah desa adalah bagian dari ibadah sosial. Kita jaga memori kolektif umat, kita rawat kearifan lokal yang menjadi cahaya Islam dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dr. Hasperi Susanto, S.Pd., M.M, Ketua PGRI Kabupaten Lahat.

Literasi Adalah Dakwah

Bupati Lahat Bursah Zarnubi dan Wakil Bupati Widia Ningsih turut mendukung penuh kegiatan ini. Mereka menyadari bahwa membangun desa bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan ruh dan budaya masyarakat. Menulis menjadi sarana menyuarakan nilai-nilai Islam, gotong royong, dan perjuangan masyarakat desa.

“Banyak nilai Islami hidup dalam budaya desa: kejujuran, amanah, adab kepada orang tua, dan semangat kebersamaan. Lomba ini menjadi wasilah mengangkat nilai-nilai itu ke permukaan,” tutur Bupati dalam sambutannya.

Panitia lomba menyebutkan bahwa karya tidak boleh mengandung unsur SARA, pornografi, atau ujaran kebencian. Karya juga harus asli (bukan hasil plagiat), belum pernah dipublikasikan, dan disertai rekomendasi dari kepala desa. Karya dikirim dalam format Microsoft Word ke WhatsApp 0821-6231-1102.

Hadiah dan Pahala Menjaga Warisan

Sebanyak 6 pemenang utama akan mendapatkan piala, piagam, dan uang pembinaan:

  • Juara 1: Rp 3.000.000
  • Juara 2: Rp 2.500.000
  • Juara 3: Rp 2.000.000
  • Harapan 1: Rp 1.000.000
  • Harapan 2: Rp 750.000
  • Harapan 3: Rp 500.000

Tak hanya itu, 20 karya terbaik akan dibukukan, dan para penulisnya mendapatkan 1 buku cetak + sertifikat kontributor. Semua karya juga akan dipublikasikan di media Lahat Online, sebagai bentuk dokumentasi dakwah dan narasi sejarah rakyat.

Pengumuman pemenang akan digelar 18 Agustus 2025, bersamaan dengan launching buku “Satu Desa Satu Cerita” di Pendopoan Rumah Dinas Bupati Lahat.

Juri dengan Pandangan Kebudayaan

Penjurian dilakukan oleh Bambang Budiono, seorang pemerhati budaya dan literasi yang dikenal memiliki sensitivitas terhadap narasi akar rumput, nilai Islam dalam tradisi, dan kearifan lokal.

“Menulis kisah desa adalah menulis jejak amal kebaikan. Di sana ada surau, ada masjid, ada ulama kampung, ada kisah gotong royong membangun mushola – semua itu adalah harta karun umat yang tak boleh hilang,” ungkap salah satu panitia dengan haru.

Melalui program ini, diharapkan lahir generasi penulis desa yang mampu menjadi juru bicara umat, pewaris nilai, dan pengangkat derajat desa di panggung nasional — semua bermula dari pena dan ketulusan bercerita.

TEKS : JUMRA ZEFRI  | EDITOR : IMRON SUPRIYADI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *