PALEMBANG | KabarSriwijaya.NET – Di sebuah ruang pertemuan sederhana di Palembang, Kamis (05/11/2025), Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Sumatera Selatan, Firdaus Hasbullah SH, MH, berbicara dengan nada yang mantap.
Bukan sekadar pengumuman agenda, melainkan penegasan arah gerakan. Bulan November ini, PGK Sumsel bersiap melantik dan mengukuhkan dua Dewan Pimpinan Daerah sekaligus: Kabupaten PALI dan Kabupaten Lahat.
Dua momentum itu akan digelar pada 11 dan 15 November 2025, dan rencananya akan dihadiri langsung oleh Ketua Umum DPP PGK, Bursah Zarnubi.
Nama yang tidak asing dalam pergerakan sosial-politik nasional, yang sejak awal mendirikan PGK, menekankan pentingnya kesadaran kebangsaan sebagai basis kerja kolektif.
Firdaus menyebut pelantikan ini bukan seremoni rutin. Ia mengibaratkannya sebagai bagian dari “Sapta Cita”—agenda strategis organisasi periode 2025–2028. “Pengukuhan dan pelantikan pengurus DPD PGK kabupaten/kota merupakan kerja nyata kami,” ujarnya menegaskan.
Di balik agenda itu, ada peta besar yang sedang ditata. PGK menargetkan pembentukan struktur lengkap di 17 kabupaten/kota dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan. Target yang ambisius, tetapi bukan tanpa dasar.
Firdaus menyebut, antusiasme tokoh lokal cukup tinggi. Banyak yang datang bukan hanya untuk meminta mandat, tetapi ingin terlibat, memimpin, dan menjadi wajah PGK di daerah masing-masing.
“Kabar baiknya, banyak tokoh-tokoh di daerah yang siap menjadi ketua PGK. Tugas DPW adalah melakukan seleksi, memastikan mereka memiliki visi yang sama dengan perjuangan PGK,” ujar Firdaus.
Hingga saat ini, dua daerah telah lebih dulu dikukuhkan: Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kabupaten Banyuasin.
Dengan pelantikan PALI dan Lahat bulan ini, PGK Sumsel terus memperluas jaringan gerakan di tingkat akar rumput—menghidupkan kembali percakapan tentang kebangsaan, kemandirian organisasi, dan ruang keterlibatan generasi muda dalam kerja sosial yang lebih nyata.
Bagi PGK, pengukuhan bukanlah akhir dari proses. Justru sebaliknya, itulah titik mulainya kerja yang sesungguhnya. Dimulai dari daerah, dari komunitas, dari percakapan paling dasar: tentang bagaimana merawat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
TEKS : AHMAD MAULANA | EDITOR : IMRON SUPRIYADI | FOTO : PANPEL











