
Pagi menjelang siang, suara alarm WA-saya berbunyi. Ada satu kirim tulisan yang lumayan panjang. Asalnya dari Kakak Saya : Maherudin. Tak ada judul. Kata Kak Maher, WA itu ia dapat dari Grup sebelah. Tulisanya kemudian saya posting ulang, baru setelahnya, saya kompilasi dengan pesan moral di balik butuh kita. Teks aslinya sebagai berikut (tanpa editing) :
Tubuh kita tuh kayak sebuah kota besar yang super sibuk. Nah, supaya kota ini hidup, butuh jalan raya buat nganterin barang ke sana-sini. Jalan raya itulah pembuluh darah. Ada tiga tipe utama (arteri, vena, dan kapiler) .
Arteri itu ibarat jalan tol utama, Dari “pabrik pusat” alias jantung, arteri ngirim darah penuh oksigen ke seluruh tubuh. Jalannya cepat, tekanannya tinggi, kayak kurir ekspedisi yang lagi ngejar target same day delivery. Makanya dinding arteri tebel dan kuat, biar nggak jebol gara-gara tekanan.
Tapi perjalanan nggak bisa terus di tol doang. Begitu masuk ke daerah-daerah kecil, arteri ini bercabang jadi jalan sempit yang disebut arteriol, lalu nyambung deh ke kapiler. Nah, kapiler ini mirip gang-gang kecil di perumahan, tempat kurir berhenti di depan rumah buat nurunin paket. Di sinilah terjadi transaksi… oksigen diturunin, karbon dioksida diangkut. Nutrisi diserahin, limbah diambil. Kapiler ini tipis banget, saking tipisnya kayak cuma satu lapis sel. Jadi gampang buat barang keluar-masuk.
Setelah semua barang dianterin, darah nggak bisa pulang lewat jalan tol yang sama dong, nanti malah macet. Maka dipakailah jalan balik yaitu vena. Vena itu jalannya lebih santai, tekanannya rendah, kayak jalur pulang kampung lewat jalan alternatif. Tapi karena alirannya lemah, vena dibekali katup satu arah semacam portal ajaib, biar darah nggak balik arah. Dan buat dorongannya, vena juga ngandelin otot kita. Jadi tiap kali kita jalan, lari, atau bahkan ketawa kenceng, otot ikut bantuin darah “naik” ke jantung.
Jadi kesimpulan gampangnya, arteri kayak jalan tol ngebut nganter paket (oksigen dan nutrisi), kapiler itu kayak gang kecil tempat barang beneran dikirim ke rumah (sel), dan vena itu jalur balik santai buat ngumpulin paket bekas (limbah) dan dikembalikan ke pusat. Tiga-tiganya kerja sama, kayak sistem logistik raksasa yang nggak pernah berhenti 24 jam.
📰 Referensi :
- Guyton & Hall. Textbook of Medical Physiology.
- Sherwood, Lauralee. Human Physiology: From Cells to Systems.
- #bisapaham
- #pembuluhdarah
Usai selesai membaca teks diatas, Allah Swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, menggerakkan akal, pikiran, tangan saya dan hati saya untuk kemudian ikut memadati dan membersamai tulisan itu dengan pesan ilahiyah yang tersembunyi dalam tubuh kita;
Tubuh manusia, ciptaan Allah yang paling sempurna, menyimpan banyak rahasia dan pelajaran yang dapat kita gali. Salah satu contohnya adalah sistem pembuluh darah yang bekerja dengan sangat kompleks dan efisien. Dalam konteks tasauf, kita dapat melihat sistem pembuluh darah ini sebagai simbol perjalanan spiritual manusia menuju Allah.
Arteri, sebagai jalan tol yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, dapat diibaratkan sebagai syariat. Syariat adalah hukum-hukum Allah yang harus diikuti oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
Seperti arteri yang membawa darah ke seluruh tubuh. Syariat membawa manusia ke arah yang benar dan memberikan mereka kekuatan untuk menjalani kehidupan yang baik.
Jalan Sempit Arteriol dan Gang Kapiler = Tarekat
Arteriol dan kapiler, sebagai jalan sempit dan gang-gang kecil, dapat diibaratkan sebagai tarekat. Tarekat adalah perjalanan spiritual yang harus dijalani oleh manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Seperti arteriol dan kapiler yang membawa darah ke setiap sel tubuh, tarekat membawa manusia ke dalam perjalanan spiritual yang lebih dalam dan lebih personal.
Transaksi di Kapiler = Hakikat
Kapiler, sebagai tempat transaksi antara darah dan sel, dapat diibaratkan sebagai hakikat. Hakikat adalah realitas yang sebenarnya, yaitu kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Seperti kapiler yang memungkinkan terjadinya transaksi antara darah dan sel, hakikat memungkinkan manusia untuk mengalami kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Vena sebagai Jalur Pulang : Makrifat
Vena, sebagai jalur pulang yang membawa darah kembali ke jantung, dapat diibaratkan sebagai makrifat. Makrifat adalah kesadaran yang lebih tinggi akan kehadiran Allah, yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Seperti vena yang membawa darah kembali ke jantung. Makrifat membawa manusia kembali kepada Allah dengan kesadaran yang lebih tinggi dan lebih mendalam.
Dalam perjalanan spiritual, manusia harus menjalani syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Seperti sistem pembuluh darah yang bekerja sama dengan sangat kompleks dan efisien, manusia harus bekerja sama dengan Allah untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Dengan memahami makna ilahi dalam aliran darah, kita dapat meningkatkan kesadaran spiritual kita dan mendekatkan diri kepada Allah.
Kesadaran Spiritual dalam Aliran Darah
Dalam aliran darah, kita dapat melihat bagaimana Allah telah menciptakan sistem yang sangat kompleks dan efisien. Darah membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, serta mengambil limbah dan karbon dioksida. Ini adalah contoh bagaimana Allah telah menciptakan keseimbangan dan harmoni dalam tubuh manusia.
Demikian pula, dalam perjalanan spiritual. Kita harus mencari keseimbangan dan harmoni antara syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat.
Kita harus menjalani syariat dengan baik, menjalani tarekat dengan sungguh-sungguh, mengalami hakikat dengan kesadaran yang lebih tinggi, dan mencapai makrifat dengan kesadaran yang lebih mendalam.
Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kesadaran spiritual kita dan mendekatkan diri kepada Allah. Kita dapat mengalami kebahagiaan dan keselamatan yang sebenarnya, serta mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi. Wallahu a’lam.
Pondok Pesantren Laa Roiba, Muaraenim, 16 September 2025