Musi Banyuasin | KabarSriwijaya.NET – Panas matahari belum lagi condong ke barat ketika beberapa jurnalis di Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, menenteng dus-dus berisi nasi kotak. Di trotoar, para pekerja jalanan yang tengah beristirahat terkejut mendapat sapaan hangat. “Silakan Pak, makan siang untuk hari ini,” ucap salah seorang pengurus Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Muba sembari menyerahkan kotak nasi gratis, Jumat (29/08/2025).
Pagi itu, suasana kota berubah menjadi lebih cair. Senyum lelah para tukang becak, pedagang kecil, hingga buruh harian berganti dengan rasa haru. Bukan karena isi lauk-pauk di dalam kotak, melainkan perhatian yang jarang mereka dapatkan.
Jurnalis Turun ke Jalan
Di balik kegiatan sederhana itu, tersimpan gagasan yang lebih besar. Ketua PJS Muba, Riyansyah Putra SH, CMSP, menyebut program “Jumat Berkah” telah menjadi agenda rutin.
“Kami ingin jurnalis tidak hanya hadir ketika ada berita, tetapi juga ketika masyarakat membutuhkan uluran tangan,” katanya kepada Gatra.
Bagi Riyan, kedekatan jurnalis dengan masyarakat bukan sekadar soal liputan. Ada dimensi sosial yang tak kalah penting. “Selain menjalankan program sosial, kegiatan ini wujud kepedulian sekaligus mempererat silaturahmi antara organisasi profesi jurnalis dengan masyarakat,” ujarnya.
Sebungkus Nasi, Sejuta Pesan
Di atas kertas, pembagian nasi kotak mungkin terlihat kecil. Namun, di lapangan, aksi ini menumbuhkan empati yang jarang hadir di tengah kesibukan berita politik, hukum, dan ekonomi.
“Masih banyak warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok,” lanjut Riyan. Karena itu, baksos seperti ini bukan sekadar berbagi makanan, melainkan pesan moral: ada tanggung jawab sosial yang seharusnya dipikul bersama.
Menginspirasi Lingkaran Kebaikan
PJS Muba berharap kegiatan sederhana itu bisa menjadi inspirasi. Tidak hanya bagi organisasi lain, tetapi juga bagi masyarakat luas. “Momen seperti ini semoga menginspirasi banyak pihak untuk ikut serta dalam aksi berbagi kebaikan,” pungkas Riyan.
Dengan cara itu, para jurnalis seakan menegaskan: pena dan kamera memang alat utama mereka, tapi kepedulian sosial adalah bahasa yang lebih universal.
TEKS : YULIE AFRIANI | EDITOR : IMRON SUPRIYADI








