
MUARAENIM | KabarSriwijaya.NET – Sabtu, 26 Juli 2025, (malam Ahad) bagi sebagian anak-anak remaja, mengisi waktu malam libur dengan jalan-jalan, nongkrong di Café. Atau sebagian lagi, ada yang memanfaatkan waktunya untuk main bareng (Mabar) Game On Line.
Bahkan diantara remaja, ketika mulai malam menjelang, utamanya lepas isyak, diisi dengan adu motor, yang dikenal di Sumsel : tarikan sepeda motor.
Namun suasana berbeda di Pondok Pesantren (PP) Laa Roiba Muaraenim, Sumsel. Sabtu malam, di pekan ini, santri-santri PP Laa Roiba yang sebagian berusia remaja (kelas Madrasah Aliyah) dan Kelas Mts atau dikenal generasi-Z (Gen-Zi), mengisi waktu kosong dengan kegiatan Organsasi Santri Laa Roiba (OSLA).
banyak memakan korban
Kali itu, ratusan santri PP Laa Roiba sedang ingin menandai proses hidupnya dengan aktifitas, yang tentu–kelak akan lebih berguna, dibanding dengan nongkrong di di café atau tarikan sepeda motor, yang faktanya banyak memakan korban.
Melalui bimbingan para ustadz dan santri pengabdian, OSLA malam itu sedang mengawali babak baru kepengurusan periode 2025-2026. Meski berjalan secara sederhana, Musyawarah OSLA PP Laa Roiba berjalan lancar.
BACA ARTIKEL TERKAIT :
- Lazirin Syafa, Terpilih Jadi Ketua : Babak Baru Teater Batu Hitam PP Laa Roiba
- Di Antara Lentera dan Kertas Suara: Dua Panggung, Satu Harapan dari Santri Laa Roiba
Ustadz Wartawan, S.Sos.I, Wakil Pimpinan PP Laa Roiba, menyampaikan sejumlah pesan dari Pendiri dan Pimpinan PP Laa Roiba, KH Taufik Hidayat, S.Ag, M.Hum. Pada saat membuka acara, Ustadz Wartawan mengatakan pentingnya berorganisasi di sekolah.
Melalui kegiatan organisasi, seseorang bisa menjadi pijakan awal santri untuk menjadi orang besar ketika nanti meniti karir setelah tamat dari pesantren.
mengelola organisasi
Lebih lanjut, Ustadz Wartawan menjelaskan, banyak orang, yang saat ini menjabat di pusat kebijakan pemerintahan, baik di partai politik, di kabupaten sebagai bupati, sebagai gubernur bahkan presiden, mereka memulai dari kegiatan organsiasi yang kecil.
“Dari sinilah kalian memulai belajar bagaimana mengelola organisasi, mengasuh adik-adik. Siapa tahu, di masa depan diantara santri ada yang akan menjadi Kiai ternama, menjadi camat, lurah, bupati, gubernur bahkan presiden. Satu hal yang penting adalah, jadilah pejabat atau pemimpin yang amanah, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW,” tegasnya.

Musyawarah OSLA dilanjutkan penetapan peraturan pemilihan dipandu Ustadz Imron Supriyadi, S.Ag, M.Hum, merangkap sebagai pimpinan sidang pengantar (Pindangtar). Sementara para santri pengabdian menyiapkan 210 kertas suara.
suara berisi dua nama
Pemilihan dilakukan secara tertutup. Masing-masing kertas suara berisi dua nama, dari 4 calon yang sudah diusulkan forum sebelumnya; Nomor urut 1 : Muhammad Aan, Nomor urut 2 : Dady Nicho, Nomor urut 3 : Justrio Al Vikram dan Nomor Urut 4 : Jastin Samuel.
Hanya satu putaran, Jastin Samuel memenangi pemilihan Ketua OSLA PP Laa Roiba, dengan 71 suara, Muhamamd Aan 53 suara, Dady Nicho 44 suara dan Justrio Al-Vikram 41 suara. Usai pemilhan, baik ketua terpilih dan kandidat lainnya, akan menjadi tim formatur. Tugasnya Menyusun komposisi kepengurusan dan program kerja.
TEKS : TIM MEDIA PP LAA ROIBA | FOTO : DOK.PP LAA ROIBA