LP2S Sambut Kolaborasi Kemendes PDTT dan FPRMI sebagai Akselerator Literasi dan Partisipasi Desa

Program ini harus menyentuh aspek penguatan nilai sosial-keagamaan melalui pesantren yang tersebar di desa

JAKARTA | KabarSriwijaya.NET — Lembaga Pendidikan Pers Sriwijaya (LP2S) Palembang, memberikan apresiasi tinggi atas terobosan kolaboratif antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dengan Forum Pimpinan Redaksi Multimedia Indonesia (FPRMI) dalam menghadirkan program pendidikan jurnalistik untuk desa melalui inisiatif bertajuk PEMRED (Pers Sahabat Desa).

Direktur Eksekutif LP2S, Imron Supriyadi, S. Ag, M.Hum, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk nyata dari langkah strategis untuk menyeimbangkan pembangunan fisik dan pembangunan literasi sosial-informasional di akar rumput.

“Kami memandang inisiatif ini sebagai fondasi penting dalam menciptakan desa-desa yang tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun peradaban komunikasi. Desa yang cerdas informasi adalah desa yang kuat dalam mengambil keputusan dan menjaga akuntabilitas,” ujar Imron, Sabtu, (26/7/2025)

Menurutnya, peningkatan literasi jurnalistik dan kemampuan komunikasi publik aparatur desa akan membawa dampak besar terhadap kualitas transparansi, partisipasi warga, serta tumbuhnya kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah desa.

Lebih lanjut,  Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang (2009-2011) ini, Program PEMRED, secara substansial sejalan dengan nilai-nilai yang dikembangkan LP2S, yaitu penguatan sumber daya manusia berbasis nilai edukatif dan kemasyarakatan.

BACA BERITA TERKAIT :

Kemendes PDTT dan Forum Pemred Sepakati Kolaborasi Penguatan Jurnalisme Desa

Melalui pelatihan jurnalistik, pengelolaan media desa, dan pembinaan konten kreator lokal, masyarakat desa akan lebih mampu menyuarakan aspirasi, mendokumentasikan pembangunan, sekaligus menjadi pelaku utama dalam menciptakan narasi positif dari desa untuk Indonesia.

Dosen Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (PDK) Unversitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang ini juga menggarisbawahi bahwa momentum ini tidak boleh dilewatkan, terutama bagi daerah seperti Sumatera Selatan, yang memiliki keragaman budaya dan potensi desa luar biasa.

“Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemprov Sumsel, Kemendes, dan FPRMI, dalam mendampingi desa-desa agar mampu mengelola media informasi secara inklusif, adil, dan berorientasi pada pemberdayaan,” tegasnya.

Lebih jauh, LP2S mendorong agar program ini juga menyentuh aspek penguatan nilai sosial-keagamaan dalam konten lokal desa, memperkaya narasi pembangunan dengan nilai kearifan dan spiritualitas masyarakat.

Menjaring Pondok Pesantren

Dalam konteks keagamaan, LP2S mengajak forum ini menjaring pondok pesantren, guna memaksimalkan literasi santri. Sebab, di tengah bombardir medsos, membangun kesadaran santri untuk “melek literasi” menjadi hal krusial. Tujuannya, agar informasi kegiatan keilmuan keagaaan di pesantren bukan berbatas dinding dan ruang kelas, tetapi bisa juga diikuti warga luar pesantren.

Pentingnya menjaring pesantren dalam proses penyadaran literasi bersama progam ini, menurut Imron, lebih dari 50 persen, pesantren berada di pedesaan. Sehingga pencerdasan media di pedesaan yang digagas forum ini, sangat relevan bila kemudian dikolaborasikan bersama pemerintah desa dan pesantren yang notabene-nya berada di kampung dan desa.

“Kami sangat terbuka bila kelak, forum ini menjaring pesantren sebagai slaah satu sasaran program ini. Pesantren Laa Roiba Muaraenim yang kami asuh, bismillah akan siap menjadi salah satu pilot project perdana untuk program ini,” tegas Imron yang juga mengasuh ratusan santri di Pondok Pesantren Laa Roiba Muaraenim, Sumsel.

Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, media, dan lembaga sosial, pesantren, LP2S meyakini bahwa jurnalisme desa akan berkembang menjadi alat transformatif—bukan hanya untuk dokumentasi, tetapi juga untuk pendidikan, advokasi, dan penguatan identitas komunitas lokal.

Sebagai bentuk dukungan awal, LP2S juga tengah mempersiapkan platform pelatihan literasi media berbasis pesantren dan komunitas di kawasan Muara Enim dan sekitarnya, dengan harapan dapat menjadi ekosistem pendukung keberhasilan program PEMRED.

“Desa hari ini tidak boleh diam. Ia harus bercerita, mendidik, dan menginspirasi. Dan pers yang hidup di desa, harus menjadi denyut nadi perubahan itu,” tutup Imron.

TEKS : TIM MEDIA LP2S PALEMBANG  |   EDITOR : AHMAD MAULANA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *