Lazirin Syafa, Terpilih Jadi Ketua : Babak Baru Teater Batu Hitam PP Laa Roiba

Tetapi teater adalah denyut manusia, nafas zaman, dan luka-luka sosial (Masyarakat) yang diberi suara.

Tetapi teater adalah denyut manusia, nafas zaman, dan luka-luka sosial (Masyarakat) yang diberi suara.

MUARAENIM |  KabarSriwijaya.NET — Salat Isyak baru saja berlalu. Para santri Pondok Pesantren (PP) Laa Roiba Muaraenim, masih melanjutkan kegiatan kesehariannya ; halaqoh, mengaji berkelompok bersama para Ustadz pembimbing, Rabu (23/07/2025)

M Lazirin Syafa, Ketua Teater Batu Hitam terpilih.

Sekitar 30 menit berlalu. Santri yang halaqoh selesai. Sebagian masuk kamar. Tapi sebagian lagi berkumpul di teras Gedung Madrasah Aliyah Laa Roiba.

“Kepada para santri yang ikut teater, malam ini kita latihan!” suara speaker masjid terdengar. Puluhan santri yang ikut teater seketika berdatangan dan berkumpul. Hanya beberapa saat, kemudian latihan dilanjutkan di Masjid Julaibib, Pondok Pesantren Laa Roiba.

Diantara santri Laa Roiba yang hadir, ada juga santri baru yang tertarik bergabung di Teater Batu Hitam. Satu per satu, bagi santri baru didaulat berkenalan.

Santri lainnya, mayoritas pemain dan crew yang terlibat langsung dalam pementasan perdana “Lentera Gulita” pada 15 Mei 2025, beriring dengan Milad ke-6 PP Laa Roiba.

Ustadz Imron Supriyadi, S.Ag, M. Hum, Pelatih Teater Batu Hitam, malam itu mengajak santri untuk memilih ketua dan menyusun komposisi kepengurusan baru di Teater Batu Hitam.

“Sementara, mala mini kita berkenalan dulu dengan Kawan-kawan kita yang baru bergabung, dan mala mini kita akan memilih ketua,” ujar Ustadz Imron memberi arahan kepada santri.

Pemilihan ini, adalah kali kedua setelah tahun 2005, diketuai Maryanto, yang kini menjadi karyawan di salah satu PT di Tanjung Enim. Teater Batu Hitam dilahirkan dari Rahim Masjid Jamik PTBA Tanjung Enim, yang diprakarsai KH Taufik Hidayat, S.Ag, M.I. Kom, Pendiri dan Pimpinan PP Laa Roiba.

BACA ARTIKEL TERKAIT : 

Kali itu di tahun 2005, KH Taufik Hidayat, aktif sebagai pegiat keagamaan di Masjid Jamik PTBA, kemudian  mengajak Ustadz Imron Supriyadi, S.Ag, M. Hum, yang saat itu aktif di Radio Gema Bukit Asam.

Kini babak baru dimulai. Sejarah ditandai dengan terpilihnya Muhammad Lazirin Syafa, sebagai ketua terpilih periode 2025-2026. Teater Batu Hitam, saat ini resmi dibawah naungan PP Laa Roiba, dibawah binaan KH Taufik Hidayat dan Ustadz Imron Supriyadi, yang keduanya pendiri Teater Batu Hitam.

Ada 12 Calon Ketua

Malam itu, secara terbuka digelar usulan dan masukan dari anggota. Di luar dugaan, semangat malam itu, melahirkan 12 santri yang bersedia menjadi calon ketua, dengan mengangkat tangan sendiri, tanpa diusulkan santri lain.

Ke-12 santri itu; M Lazirin Syafa (Ketua terpilih), Rizki Abi Al Halil, Wahyudi Saputra, Belen Yahya, Danil Pratama, Imam Muzafar, Herdiansyah, Refan Juliansa, M Idris, Rendi Pratama, Maher Zen, dan di akhir pencalonan, muncul nama : Arjuna.

Memaparkan Visi dan Misi

Meski berlangsung sederhana, namun menjelang pemilihan, masing-masing calon diwajibkan memaparkan visi dan misi ala santri. Kali itu, Ustadz Imron harus lebih dulu menjelaskan pengertian visi dan misi kepada santri.

Tak hanya itu, sebagai mantan aktifis kampus 1996-2007 di IAIN Raden Fatah Palembang (sekarang UIN), Ustadz Imron mengulas sekilas pandang pengertian organisasi dan teater. Dijelaskan, tiga unsur pokok terbentuknya organsasi, harus ada orang, kerjasama dan tujuan yang jelas.

“Jadi teater ini dibutuhkan sekelompok orang yang bekerjasama, dan memiliki tujuan yang jelas. Ada ketau, sekretaris, bendahara dan ketua-ketua bidang. Nanti kita belajar pelan-pelan dan sedikit demi sedikit, supaya kita secara perkahan paham tentang organisasi,” tegasnya.

Sementara, tentang teater, Ustadz Imron—jebolan Teater Aladin dan Teater Kreta IAIN Raden Fatah Palembang ini menjelaskan teater bukan hanya tentang akting, panggung, dan naskah.

Tetapi teater adalah denyut manusia, nafas zaman, dan luka-luka sosial (Masyarakat) yang diberi suara. “Ketika seseorang mengatakan “teater adalah kehidupan”, ia sedang mengajak kita untuk lebih dalam memahami diri dan sesama, agar kita tak hanya menjadi penonton dunia, tapi turut mencipta lakon kebaikan di dalamnya,” tegas Sekretaris Forum Teater Sekolah (Fortas) Sumsel ini.

Ide di luar dugaan

Satu persatu, wakau dengan Bahasa sangat sederhana muncul berbagai ide diluar dugaan, yang kemudian mengundang tawa.

“Kalau saya terpilih, saya akan kenalkan pondok Laa Roiba melalui teater, supaya Teater Batu Hitam dan Pondok La Roiba dikenal sedunia,” ujar salah satu calon yang ditingkahi gelak tawa.

“Kalau saya terpilih jadi ketua, saya akan membawa Teater Batu Hitam keliling dunia bersama santri La Roiba,” papar calon lainnya. Peserta kian tertawa.

“Kalau saya terpilih jadi ketua, saya akan ajak anggota Teater Batu Hitam rajin belajar dan tetap rajin latihan,” ujar calon yang lain datar.

Gelak tawa kian meleda seketika, disaat ada paparan visi dan misi, yang kesannya keluar dari teks teater;

“Kalau saya terpilih jadi ketua, saya akan ajak anggota teater selalu berdoa agar anggota teater selalu sehat dan mendapat rezeki yang banyak,” ujar calon lainnya.

Usai paparan visi dan misi, pemilihan dilakukan secara tertutup. Sebagai pengarah, Ustadz Imron dibantu santri lainnya, kemudian menyiapkan lembaran kertas suara.

“Ada 23 peserta. Artinya, ada 23 kertas suara. Setiap anggota, berhak memilih dua nama. Boleh namanya sendiri, dan nama kawan lainnya. Kalau nanti ditemukan dua nama atas Namanya sendiri, kita anggap batal. Demikian juga kalau satu kertas suara hanya berisi satu nama, juga kita anggap batal. Jadi satu kertas suara akan ada dua nama! Sepakat?!,” Ustadz Imron memberi arahan, sekaligus memastikan kesepakatan forum.

Dari 23 kertas suara yang disahkan sebagai kertas suara, ada 4 kertas suara dibatalkan dan 19 lainnya sah.

“Dari awal, forum sudah memutuskan, setiap kartu suara harus ada dua nama yang berbeda. Empat suara yang batal ini, karena ada kertas suara yang berisi satu nama dan tanda tanya. Kemudian yang lain kita batalkan, ada dua nama yang sama. Jadi forum sepakat membatalkan empat kertas suara,” ustadz Imron menjelaskan.

Hanya satu putaran, muncul satu nama unggul : M Lazirin Syafa, mendapat 6 suara, sementara dibawahnya ada dua nama yang mendapat 5 suara; Belen Yahya dan Refa Juliansa. Kedua nama ini, dalam jajaran kepengurusan akan membentuk tim formatur untuk memutuskan komposisi kepengurusan Teater Batu Hitam, periode 2025-2026.

Deretan nama yang dipastikan amsuk dalam tim formatur; Wahyudi Saputra memperoleh 4 suara, M Idris : 4 suara, Maher Zen : 3 suara dan Danil Pratama : 3 suara.

“Tim formatur ini, sesuai Amanah forum, nantinya akan segera Menyusun komposisi kepengurusan, merancang draf AD dan ART, sekaligus Menyusun program kerja. Follow-up-nya, akan dilakukan rapat koordinasi menyiapkan pelantikan, dan beriring dengan pemilihan Organisasi Santri Laa Roiba (OSLA), yang akan digelar dalam pekan ini,” tambah Ustadz Imron.

Dijelaskan, tentang pemilihan ketua OSLA, akan dikoordinasikan dengan para ustadz yang sebelumnya sudah membina OSLA.

“OSLA ini beda dengan teater. Sebab sebelumnya OSLA sudah terbentuk, dan sekarang tinggal memaksimalkan saja. Kalau Teater Batu Hitam ini memang baru dibentuk, setelah tahun 2005 semoat fakum sampai tahun ini,” tambah Ustadz Imron.

TEKS : TIM NEWS PP LAA ROIBA  | FOTO. DOK.TBH/Malikil Quddus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait