MUARADUA | KabarSriwijaya.NET — Birokrasi pendidikan kadang bergerak lambat. Tapi kali ini, langkah percepatan itu terasa nyata, meski lewat Zoom. Di ruang-ruang virtual yang diisi wajah-wajah operator madrasah dari seantero OKU Selatan, perubahan penting diumumkan.
Pagi itu, Selasa (25/6), Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU Selatan menggelar pertemuan daring. Topiknya: konfirmasi teknis pencetakan ijazah bagi seluruh madrasah dan RA di wilayah tersebut.
Hasfin Arian, M.Pd, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, membuka rapat dengan nada tegas namun ramah. “Tahun ini kita tinggalkan pena,” ujarnya. Maksudnya, pencetakan ijazah tak lagi dilakukan secara manual seperti tahun-tahun sebelumnya. Sistem baru yang diadopsi adalah cetak komputerisasi—lebih rapi, lebih cepat, namun tentu lebih menuntut ketelitian.
Menurut Hasfin, akurasi data siswa, terutama data kependudukan, menjadi titik krusial dalam sistem baru ini. Kesalahan kecil bisa menjalar menjadi problem administratif berkepanjangan. “Satu huruf saja meleset, bisa jadi persoalan hukum,” katanya, mengingatkan peserta rapat.
Selain teknis pencetakan, Hasfin juga menyelipkan pesan yang lebih mendalam: pentingnya kenyamanan dan mutu lingkungan belajar madrasah. “Madrasah tidak hanya tempat mengajar, tapi ruang tumbuh. Suasana yang kondusif akan membentuk lulusan yang berkualitas,” tuturnya.
Transformasi sistem ijazah ini diharapkan menjadi momentum pembenahan layanan administrasi pendidikan di OKU Selatan. Tak hanya lebih rapi di atas kertas, tetapi juga lebih terukur dalam semangat pelayanan publik.
Di layar komputer para operator madrasah, angka-angka data dan format ijazah mungkin terus bergulir. Namun di balik itu, sebuah pergeseran budaya sedang terjadi—dari kebiasaan lama ke tertib baru. Sebuah lompatan sunyi yang (semoga) bermakna.
TEKS : Dev/Kemenag Kab.OKUS | EDITOR : IMRON SUPRIYADI
