Menjemput Amanah Zakat: 40 Calon Pimpinan Baznas Sumsel Jalani Ujian Seleksi

Seleksi ini bukan hanya tentang angka dan soal ujian

PALEMBANG | KabarSriwijaya.NET – Di sebuah ruang pertemuan Hotel Swarna Dwipa Palembang, Sabtu (27/9/2025), suasana terasa lebih hening dari biasanya. Empat puluh orang peserta, laki-laki dan perempuan, duduk berjajar rapi dengan wajah penuh konsentrasi. Mereka bukan sekadar peserta ujian biasa; mereka adalah calon pemegang amanah besar—pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sumatera Selatan periode berikutnya.

Seleksi ini bukan hanya tentang angka dan soal ujian. Lebih jauh dari itu, ia adalah gerbang menuju tanggung jawab mengelola dana umat, memastikan zakat yang dititipkan masyarakat sampai ke tangan yang berhak, dan menyalurkan manfaatnya dengan tepat sasaran. Dari 42 pelamar yang mendaftar, 41 dinyatakan lolos administrasi, dan satu orang memilih mundur. Kini 40 orang ini berjuang pada tahap akhir: ujian tertulis dan wawancara.

Seleksi Penuh Keseriusan

Seleksi dibuka oleh PLT Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Sumatera Selatan, H. Sunarto. Dalam sambutannya, ia dengan tegas menekankan pentingnya netralitas dan profesionalisme. “Kami berusaha menjaga integritas seleksi ini. Mohon maaf jika sebelumnya banyak telepon tidak kami angkat, semua demi menjaga netralitas,” ujarnya, disambut anggukan para peserta.

BACA ARTIKEL TERKAIT :

Sunarto menjelaskan, panitia seleksi hanya akan menjaring 10 peserta terbaik dari hasil ujian tertulis dan wawancara yang berlangsung selama dua hari. “Nama-nama 10 peserta terbaik akan diumumkan melalui website Kanwil Kemenag, Baznas, dan Pemprov Sumsel. Selanjutnya hasil akhirnya akan ditetapkan oleh Baznas RI,” tambahnya.

Di balik kata-kata itu, tersirat sebuah pesan: amanah zakat adalah tanggung jawab kolektif, dan calon pimpinan Baznas haruslah mereka yang bukan hanya piawai secara teknis, tetapi juga bersih secara moral.

Harapan untuk Sosok yang Berkompeten

Kehadiran Kakanwil Kemenag Sumsel, Dr. H. Syafitri Irwan, yang juga anggota Panitia Seleksi, memperkuat kesan bahwa proses ini dijalankan dengan serius. Dalam wawancaranya, ia mengungkapkan harapannya agar seleksi yang ketat ini menghasilkan pimpinan Baznas Sumsel yang benar-benar berkompeten dan berkualitas. “Terima kasih atas antusiasme masyarakat melamar menjadi calon pimpinan Baznas Sumsel. Semoga kita nantinya mendapatkan sosok-sosok pimpinan Baznas yang berkualitas,” ujarnya.

Di bawah kepemimpinan yang baik, Baznas diharapkan tidak hanya menjadi lembaga administratif zakat, tetapi motor penggerak kesejahteraan umat. Dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola dengan profesionalisme tinggi bisa menjadi jalan keluar dari kemiskinan struktural, memberdayakan masyarakat, dan menumbuhkan solidaritas sosial.

Amanah Besar di Balik Dana Umat

Dalam pandangan Islam, zakat bukan semata kewajiban ritual, melainkan instrumen keadilan sosial. Lembaga zakat yang kuat ibarat jantung yang memompa darah kebaikan ke seluruh tubuh umat. Oleh karena itu, pemimpin Baznas bukan sekadar administrator, tetapi figur amanah yang mengerti teologi zakat dan realitas kemiskinan.

Seleksi ini, meski tampak teknis, sejatinya adalah ikhtiar mencari sosok yang dapat menjawab tantangan zaman: mengelola dana umat secara transparan, membangun kepercayaan publik, dan menyalurkannya tepat sasaran. Dalam konteks Sumatera Selatan yang luas dan beragam, tugas ini menuntut kecerdasan manajerial, kepekaan sosial, dan integritas spiritual.

Menanti 10 Nama Terbaik

Di penghujung acara, suasana ujian tetap hening. Puluhan peserta itu tengah mencatat jawaban mereka, seolah menyadari setiap angka yang ditulis adalah langkah menuju amanah besar. Nama-nama 10 peserta terbaik akan segera diumumkan, tetapi bagi masyarakat luas, lebih dari sekadar nama, yang ditunggu adalah hadirnya pemimpin Baznas yang mampu mengubah wajah pengelolaan zakat di Sumsel.

Majalah Islam Amanah melihat proses ini bukan hanya sebagai seleksi administratif, tetapi cermin keseriusan umat Islam membangun tata kelola zakat yang profesional, transparan, dan penuh keberkahan. Seperti doa para ulama klasik: “Jika zakat dikelola orang yang amanah, masyarakat akan merasakan keadilan Allah di bumi.”

Membangun Peradaban Zakat

Seleksi pimpinan Baznas Sumsel 2025 ini memberi pelajaran penting. Bahwa amanah umat harus dijaga melalui mekanisme seleksi yang ketat, transparan, dan bebas dari intervensi. Bahwa profesionalisme tidak bisa dipisahkan dari nilai spiritual. Dan bahwa zakat, infak, serta sedekah adalah fondasi peradaban Islam yang bila dikelola baik akan melahirkan masyarakat berdaya, adil, dan sejahtera.

Para peserta yang duduk di ruang ujian itu mungkin belum tahu siapa yang terpilih. Namun mereka sudah menjalani satu fase penting: ujian integritas. Di tangan mereka, kelak, terletak harapan ribuan mustahik dan kepercayaan para muzakki. Semoga lahir pimpinan Baznas Sumsel yang benar-benar mampu menghidupkan nilai amanah dalam arti yang sesungguhnya.

TEKS : Humas Kemenag Sumsel / YULIE   |  EDITOR : IMRON SUPRIYADI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *