Sele Raya Belida dan “Harta Baru” di Sungai Anggur Selatan

Perusahaan ini mencatat penemuan pertama di Sumur Sungai Anggur Selatan-1

MUARAENIM  |  KabarSriwijaya.NET – Di Desa Tapus, Kecamatan Lembak, Muara Enim, jalan tanah berdebu jadi saksi iring-iringan kendaraan pengeboran raksasa sejak pertengahan Juni 2025. Inilah lokasi Sumur Sungai Anggur Selatan-2 (SAS-2), titik eksplorasi yang kini jadi buah bibir industri migas nasional. Di tengah target ambisius pemerintah menuju 1 juta barrel per hari dan 12 BSCFD gas pada 2030, PT Sele Raya Belida datang membawa kabar segar: cadangan migas baru yang menjanjikan.

Jejak dari 2022
Dua tahun lalu, perusahaan ini mencatat penemuan pertama di Sumur Sungai Anggur Selatan-1. Tapi manajemen tak berhenti di situ. Dengan koordinasi ketat bersama SKK Migas dan masyarakat sekitar, mereka menancapkan rig baru di titik SAS-2 pada 16 Juni 2025.

“Kami belajar dari pengalaman SAS-1. Kami tahu formasi bawah permukaan di sini masih menyimpan rahasia,” ujar Juchiro Tampi, President & General Manager PT Sele Raya Belida, di sela-sela kunjungan lapangan, belum lama ini (September 2025).

Langkah itu bukan sekadar rutinitas eksplorasi. Dalam industri migas, setiap sumur adalah pertaruhan biaya besar, teknologi mutakhir, dan reputasi. Maka capaian SAS-2 terasa sebagai perayaan teknologi, ketelitian, sekaligus keberanian mengambil risiko.

Formasi Talang Akar yang Menggoda
Target pengeboran SAS-2 adalah lapisan batupasir Formasi Talang Akar — formasi klasik yang selama puluhan tahun jadi andalan Sumatera Selatan, tapi kali ini ditemukan pada reservoar baru yang belum teridentifikasi di SAS-1.

Pada 18 Agustus 2025, sumur mencapai kedalaman total (Total Depth/TD) dengan hasil yang menggembirakan: kolom minyak dan gas setebal sekitar 39 kaki.

Uji Kandung Lapisan (UKL) menunjukkan kemampuan alir sebesar 3.856 barrel minyak per hari dan 3,257 MMSCFD gas.

“Data ini sangat signifikan, memperlihatkan potensi produksi jangka panjang. Kami sudah melakukan wireline logging, Side Wall Core (SWC), Reservoir Data Testing (RDT) untuk memverifikasi,” jelas Doni Argiyanto, Senior Manager Exploration & Exploitation PT Sele Raya Belida.

Keselamatan dan Sinergi
Di balik angka-angka itu ada cerita tentang disiplin keselamatan kerja. “Zero accident” bukan sekadar jargon. Juchiro Tampi menekankan bahwa setiap tantangan teknis bisa diatasi karena prioritas pada keselamatan. Hasilnya: seluruh pengeboran selesai tanpa insiden.

“Kami kini berkoordinasi dengan SKK Migas agar minyak dan gas dari sumur ini dapat segera diproduksikan, dengan target Early Production pada kuartal IV tahun 2025,” ujarnya.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, menyebut pencapaian ini sebagai “kabar baik” bagi produksi nasional. “Keberhasilan ini memperkuat optimisme mencapai target 1 juta barrel minyak per hari dan 12 BSCFD gas pada 2030,” kata Hudi.

Asta Cita dan Swasembada Energi
Bagi SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan, keberhasilan SAS-2 adalah bukti kerja bersama pemerintah, industri, dan masyarakat.

“Kami memastikan semua program mendukung Swasembada Energi berjalan lancar agar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dapat kita wujudkan,” tegas Yunianto, Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Dalam bahasa sederhana, setiap barrel baru dari WK Belida adalah tambahan cadangan yang akan menopang ketahanan energi nasional. Ini bukan hanya pencapaian teknis, melainkan juga bagian dari politik energi Indonesia yang ingin lepas dari ketergantungan impor.

Menuju Produksi Lebih Cepat
Pencapaian SAS-2 membuka peluang penemuan berikutnya di wilayah kerja ini. Sejumlah data geologi dan geofisika yang dikumpulkan memberi indikasi potensi tambahan cadangan di sekitar SAS-2.

Dengan Early Production yang ditargetkan akhir tahun ini, minyak dan gas dari sumur baru ini diharapkan segera masuk ke sistem produksi nasional.

PT Sele Raya Belida, yang pernah dikenal konservatif, kini menjelma jadi salah satu operator yang agresif di lini eksplorasi migas Sumatera Selatan. Jika target produksi tercapai, WK Belida bisa menjadi lokomotif baru energi nasional.

Energi dari Tanah Sendiri
Kisah SAS-2 bukan hanya soal angka produksi. Di Desa Tapus, warung kopi kecil ikut ramai setiap kali rig beroperasi. Masyarakat setempat merasakan efek ganda: lapangan kerja, kegiatan ekonomi, dan kebanggaan daerah.

“Kalau sumur ini jalan, kami berharap ekonomi desa ikut bergerak,” kata seorang warga yang enggan disebut namanya.

Dengan penemuan ini, PT Sele Raya Belida memberi pesan penting: eksplorasi yang disiplin, koordinasi yang erat, dan penghargaan pada keselamatan kerja dapat menghasilkan cadangan baru yang strategis. Dari Sungai Anggur Selatan, Sumatera Selatan menunjukkan bahwa semangat swasembada energi bukan sekadar retorika, tetapi proses nyata di lapangan.

TEKS : RELEASE / YULIE AFRIANI  |  EDITOR : IMRON SUPRIYADI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *