PGK Sumsel Luncurkan Sapta Cita: Dari Ajang Tokoh Daerah hingga Literasi Kebangsaan

Dirancang sebagai platform ideologis untuk mengawal nilai-nilai kebangsaan di Sumsel

Sabtu siang (13/9/2025) di sebuah hotel di pusat Kota Palembang, suasana terasa seperti ruang strategi sebuah think tank. Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Sumsel resmi meluncurkan Sapta Cita—tujuh program unggulan untuk periode 2025–2028. Tidak sekadar seremoni, acara ini menjadi penanda arah baru gerakan kebangsaan di Sumatera Selatan.

PALEMBANG | KabarSriwijaya. NET — Di hadapan puluhan pengurus, akademisi, dan aktivis muda, Firdaus Hasbullan, Ketua PGK Sumsel, memperkenalkan program ambisius yang mereka rancang. “Salah satu Sapta Cita ini adalah PGK Sumsel Award, penghargaan yang akan diberikan kepada tokoh-tokoh Sumsel yang dinilai memiliki kebangsaan dan kepemimpinan yang baik,” kata Firdaus, didampingi Ketua Harian DPW PGK Sumsel Dedek Chaniago.

Merajut Tujuh Cita

Sapta Cita itu bukan sekadar daftar program. Ia dirancang sebagai platform ideologis untuk mengawal nilai-nilai kebangsaan di Sumsel. Program-programnya mencakup:

(1) Berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga publik. (2) Aksi sosial dan bela negara. (3) Kampanye literasi media dan anti-hoaks. (4) Dialog kebangsaan dan forum pemuda Sumsel. (5) Pelatihan kebangsaan dan kepemimpinan. (6) Pembentukan struktur kepengurusan di 17 kabupaten/kota dan (7) PGK Sumsel Award sebagai ajang penghargaan tokoh daerah.

“Penanggung jawab masing-masing program adalah wakil ketua bidang, sehingga tata kelola program bisa dilaksanakan dengan baik,” jelas Firdaus.

Mengaitkan Daerah dengan Agenda Nasional

Firdaus menyebutkan bahwa PGK Sumsel sudah berdiskusi dan mematangkan programnya untuk tiga tahun ke depan, dengan semangat mendukung program Asta Cita Pemerintahan Prabowo Subianto. Pembentukan struktur kepengurusan di 17 kabupaten/kota bukan sekadar ekspansi organisasi, melainkan membangun jejaring kader yang memiliki komitmen ideologis terhadap NKRI dan Pancasila.

BACA ARTIKEL TERKAIT :

“Pembentukan struktur kepengurusan ini sangat penting sebagai jejaring pembentukan kader-kader PGK yang militan. Program-program PGK Sumsel diharapkan senyawa dengan program-program pemerintahan di daerah,” kata Firdaus.

PGK Sumsel Award: Panggung Tokoh Lokal

Salah satu yang paling menyedot perhatian adalah PGK Sumsel Award. Ajang ini dirancang untuk memberi penghargaan kepada tokoh-tokoh Sumsel yang memiliki rekam jejak kebangsaan, kepemimpinan, dan kontribusi nyata. Model ini berbeda dari penghargaan seremonial biasa; PGK ingin menjadikannya alat seleksi nilai—siapa saja yang benar-benar memberi dampak positif bagi daerahnya.

Dukungan Pusat dan Harapan Baru

Peluncuran Sapta Cita ini mendapat dukungan langsung dari Ketua Umum DPP PGK Burzah Zarnubi. “Kami harap dengan Sapta Cita dapat melahirkan para intelektual di Sumsel,” ujarnya. Dukungan ini memberi sinyal bahwa PGK Sumsel bukan hanya gerakan lokal, tetapi bagian dari gerakan nasional yang lebih besar.

Di ruang yang sama, para pengurus PGK Sumsel tampak optimis. Sapta Cita bukan sekadar jargon. Ia menjadi semacam blueprint bagaimana organisasi ini ingin menghadirkan kebangsaan dalam bentuk nyata: penghargaan bagi tokoh daerah, pendidikan kebangsaan, hingga membangun jejaring kader muda yang siap mengawal nilai-nilai Pancasila.

Dengan Sapta Cita ini, PGK Sumsel mencoba menghadirkan wajah baru gerakan kebangsaan di Bumi Sriwijaya. Wajah yang tak hanya berbicara tentang sejarah, tetapi juga tentang masa depan—tentang kader muda, literasi media, dan tokoh-tokoh lokal yang menginspirasi.

TEKS : YULIE AFRIANI/REL  |  EDITOR  : IMRON SUPRIYADI  |  FOTO : DOK. PGK SUMSEL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *