PALEMBANG | KabarSriwijaya.NET — Di Aula Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Selatan, Kamis, 28 Agustus 2025, suasana begitu berbeda.
Seragam cokelat muda khas Pramuka memenuhi ruangan. Ada yang datang dengan senyum gugup, ada pula yang riang bercanda dengan rekan satu gugus depannya.
Di balik kesederhanaan upacara itu, tengah lahir sebuah momentum baru: lahirnya duta-duta muda literasi keuangan melalui perhelatan Sultan Muda Scout Summit 2025.
Sebanyak 250 pelajar Pramuka dari berbagai sekolah di Sumatera Selatan hadir, bukan sekadar untuk mengibarkan semangat barisan.
Mereka datang sebagai bagian dari gerakan besar: menjadikan Pramuka sebagai agen literasi dan inklusi keuangan di tengah masyarakat.

Acara ini digelar bersamaan dengan Puncak Bulan Literasi Keuangan (BLK) dan Hari Indonesia Menabung (HIM), menandai sinergi erat antara OJK Sumsel, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka, dan PT BPR Sumsel.
Pramuka Jadi Duta Keuangan
Kepala OJK Sumsel, Arifin Susanto, berdiri tegak di depan para peserta. Ucapannya tegas, sekaligus menaruh harapan.
“Pramuka harus menjadi teladan talenta digital yang adaptif, termasuk dalam pemanfaatan Artificial Intelligence. Dengan disiplin dan kepemimpinan khas Pramuka, generasi muda Sumsel bisa berinovasi, membudayakan menabung, dan menghindari praktik keuangan yang merugikan,” ujar Arifin.

Bagi Arifin, literasi keuangan bukan lagi sekadar wacana, tapi kebutuhan hidup. Dengan pemahaman yang benar, anak-anak muda dapat menjaga diri dari jebakan pinjaman online ilegal, investasi bodong, hingga perilaku konsumtif yang merugikan.
Senada dengannya, Riza Pahlevi, Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumsel, menambahkan bahwa Pramuka adalah “sekolah kehidupan”.
“Kami tidak hanya mendidik soal disiplin dan kebangsaan, tetapi juga memperlengkapi anak-anak dengan keterampilan finansial praktis. Dengan peran sebagai Duta Literasi Keuangan, mereka akan jadi motor penggerak budaya menabung dan kemandirian ekonomi,” jelas Riza.
Dari Permainan ke Kesadaran Baru
Acara tak hanya diisi dengan ceramah formal. Panitia mengemasnya dengan cara kreatif: permainan edukasi, simulasi keuangan sederhana, hingga prosesi pengukuhan duta literasi. Suasana yang penuh interaksi itu membuat peserta tak sekadar mendengar, tetapi juga mengalami.

Seorang siswi Pramuka asal Muara Enim mengaku antusias. “Kami jadi lebih paham tentang pentingnya menabung, juga tentang bahaya pinjol ilegal. Senang bisa belajar sambil main,” katanya dengan mata berbinar.
Keceriaan peserta menjadi bukti bahwa literasi keuangan bisa masuk dengan cara yang ringan. Tidak harus selalu lewat modul tebal dan seminar kaku, tetapi melalui pendekatan khas anak muda: bermain, berdialog, dan berkolaborasi.
Momentum Gerakan Berkelanjutan
Bagi OJK Sumsel, Sultan Muda Scout Summit 2025 bukan sekadar acara seremonial tahunan. Arifin menegaskan, ini adalah langkah awal gerakan berkelanjutan. Harapannya, generasi muda yang hari ini belajar menabung dan mengelola uang dengan bijak akan menjadi agen perubahan yang menyebarkan kesadaran serupa di lingkungannya.
“Literasi keuangan adalah pondasi kemandirian bangsa,” kata Arifin. “Jika anak-anak Pramuka mampu menjadi teladan, Sumatera Selatan akan melahirkan generasi cerdas finansial, mandiri, dan tangguh menghadapi tantangan global.”
Dalam balutan semangat kebersamaan, acara itu meneguhkan satu pesan: menabung bukan hanya urusan pribadi, melainkan bagian dari gerakan sosial. Pramuka, dengan semangat pengabdian dan gotong royongnya, kini ditantang untuk memikul misi baru—menjadi garda terdepan dalam membangun masyarakat yang inklusif secara keuangan.
TEKS : YULIE AFRIANI | EDITOR : IMRON SUPRIYADI