OJK Berbagi, AI dan Kepemimpinan : Dari Palembang Menuju Masa Depan

Leading with Intelligence: Artificial Intelligence dan Kepemimpinan dalam Sektor Jasa Keuangan

PALEMBANG  |  KabarSriwijaya.NET – Di sebuah ruang pertemuan yang modern di Kantor OJK Provinsi Sumatera Selatan, Selasa siang (12/8/2025), puluhan akademisi, dosen, dan mahasiswa tampak serius menyimak presentasi tentang sesuatu yang selama ini lebih banyak mereka dengar di film atau artikel teknologi: Artificial Intelligence (AI). Namun, kali ini AI dibicarakan bukan sekadar mesin cerdas, melainkan sebagai fondasi untuk melahirkan pemimpin masa depan.

Itulah semangat yang diusung OJK Berbagi 2025, sebuah forum yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel bersama OJK Institute dengan tema “Leading with Intelligence: Artificial Intelligence dan Kepemimpinan dalam Sektor Jasa Keuangan.”

Menyiapkan Generasi Pemimpin

Arifin Susanto, Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan, membuka acara dengan pernyataan yang cukup menggugah.

“Kecerdasan buatan bukan hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi instrumen strategis untuk membangun kepemimpinan yang tangguh, responsif, dan berorientasi pada solusi,” ujarnya.

Baginya, generasi muda—mahasiswa maupun dosen—harus segera mengintegrasikan wawasan tentang AI dalam proses belajar dan pengembangan diri. Sebab, siapa pun yang menguasai teknologi hari ini, dialah calon pemimpin yang akan berdaya besok.

OJK Berbagi 2025, sebuah forum yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel bersama OJK Institute dengan tema “Leading with Intelligence: Artificial Intelligence dan Kepemimpinan dalam Sektor Jasa Keuangan.”

Bagi OJK, sektor jasa keuangan adalah etalase utama bagaimana AI bisa diolah menjadi kekuatan baru. Tak hanya untuk mempercepat layanan, tetapi juga melahirkan gaya kepemimpinan yang adaptif dan berintegritas.

Dari Teori ke Praktik

Dua narasumber dari OJK Institute, Bayu Bandono dan Endang Nuryadin, berbagi bukan hanya data, melainkan juga studi kasus. Diskusi interaktif mengalir dari pertanyaan etika penggunaan AI hingga bagaimana algoritma bisa membantu inklusi keuangan di pelosok Sumsel.

Salah seorang mahasiswa peserta, menyampaikan refleksi usai sesi diskusi: “Selama ini kami pikir AI hanya untuk robotik atau industri besar. Ternyata bisa juga menjadi alat untuk melindungi konsumen, bahkan meningkatkan literasi keuangan masyarakat.”

OJK Berbagi 2025, sebuah forum yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel bersama OJK Institute dengan tema “Leading with Intelligence: Artificial Intelligence dan Kepemimpinan dalam Sektor Jasa Keuangan.”

Pernyataan itu menggambarkan misi terselubung acara ini: menggeser cara pandang anak muda, dari sekadar pengguna teknologi menjadi pemikir strategis yang mampu mengendalikan teknologi.

Visi Lebih Besar

OJK Sumsel tak ingin berhenti pada satu forum. Ke depan, mereka berkomitmen memperluas kerja sama dengan perguruan tinggi, membangun kapasitas sumber daya manusia yang siap menghadapi disrupsi.

“Semangat belajar dan jejaring kolaborasi ini bisa menjadi fondasi ekosistem keuangan yang inovatif, inklusif, dan berdaya saing global,” jelas Arifin.

Dengan kata lain, OJK tidak hanya menjaga stabilitas industri jasa keuangan hari ini, tetapi juga menanam benih pemimpin yang kelak memimpin perekonomian daerah, bahkan nasional.

Inspirasi dari Palembang

Apa yang terjadi di ruang pertemuan OJK Sumsel itu sejatinya cermin dari dinamika global. Dunia sedang bergerak menuju ekonomi berbasis data, di mana kemampuan membaca pola algoritma bisa menentukan arah sebuah bangsa. Palembang, kota yang lebih sering dikenal karena Jembatan Ampera dan Sungai Musi, hari itu ikut menulis bab baru: bahwa generasi mudanya sedang dipersiapkan untuk memimpin dengan kecerdasan buatan.

OJK Berbagi 2025, sebuah forum yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel bersama OJK Institute dengan tema “Leading with Intelligence: Artificial Intelligence dan Kepemimpinan dalam Sektor Jasa Keuangan.”

Dan mungkin, dari bangku-bangku kuliah yang hadir di acara ini, akan lahir seorang pemimpin yang bukan hanya cakap mengatur, tetapi juga bijak menggunakan teknologi untuk kepentingan publik.

Itulah pesan inspiratif OJK Berbagi 2025: bahwa kepemimpinan masa depan tak hanya soal karisma, tapi juga tentang kecerdasan membaca zaman dan keberanian memanfaatkan AI demi kemaslahatan.

FOTO BERSAMA – Usai acara OJK Berbagi 2025, sebuah forum yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel bersama OJK Institute dengan tema “Leading with Intelligence: Artificial Intelligence dan Kepemimpinan dalam Sektor Jasa Keuangan, foto bersama.
📌 Boks Data KabarSriwijaaya.NET

5 Alasan AI Penting untuk Pemimpin Masa Depan

  • Adaptif – Mampu membaca perubahan pasar dengan cepat.
  • Efisiensi – Mempercepat proses pengambilan keputusan berbasis data.
  • Transparansi – Membantu menciptakan sistem keuangan yang lebih akuntabel.
  • Inklusif – Mendukung akses layanan keuangan hingga ke pelosok.
  • Etis – Membentuk pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijak dalam menggunakan teknologi.

Catatan AI di Sektor Keuangan Indonesia

  • 75% lembaga keuangan di Asia Tenggara mulai mengadopsi AI untuk layanan pelanggan.
  • Di Indonesia, AI dipakai untuk deteksi fraud, scoring kredit, hingga literasi keuangan digital.
  • OJK menekankan pentingnya penggunaan etis AI agar tidak menimbulkan eksklusi digital.

TEKS : RELEASE  | EDITOR : IMRON SUPRIYADI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *