Hijrah Tak Lagi Sekadar Pindah Tempat, KUA IT-1 Sambut Tahun Baru Islam 1447 H

Ada nuansa tahun baru, ada semangat hijrah

PALEMBANG | KabarSriwijaya.NETMasjid Jamik di Kelurahan 20 Ilir IV, Palembang, pagi itu tak hanya menjadi tempat ibadah. Ia menjelma ruang perenungan. Ratusan anggota majelis taklim dari berbagai penjuru Kecamatan Ilir Timur Satu berkumpul, menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, (25 Juni 2025).

Pengajian yang digelar oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ilir Timur Satu ini memang rutin berlangsung saban dua bulan. Tapi kali ini berbeda. Ada nuansa tahun baru, ada semangat hijrah. Bahkan sehari sebelumnya, gema bacaan tartil menggema dalam lomba antar-majelis taklim, sebuah upaya kecil namun bermakna untuk menguatkan tradisi membaca Al-Qur’an di kalangan ibu-ibu pengajian.

“Lomba ini sudah kami mulai sejak tahun lalu. Tahun ini, kami tambah lagi dengan tartil, sebelumnya hafalan ayat-ayat pilihan,” ujar H. Zulfikar Ali Fajri, Kepala KUA Ilir Timur Satu, ketika berbincang dengan media. Di balik senyumnya yang tenang, terselip harapan besar: menjadikan momentum hijriah sebagai jalan pembinaan berkelanjutan umat.

Pengajian bertema Hijrah Menjadi Lebih Baik itu dihadiri beragam unsur masyarakat: dari Kasi Kessos Kecamatan sebagai wakil camat, lurah setempat, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, hingga para penghulu, penyuluh, dan pengurus masjid. “Ini bukan sekadar pengajian, tapi konsolidasi sosial bernuansa spiritual,” celetuk seorang tokoh masyarakat yang hadir.

Dalam tausiyahnya, Dr. Ahmad Nizam, S.Ag., M.H.I., mengajak jamaah menafsir ulang makna hijrah. “Hijrah hari ini bukan soal berpindah tempat, tapi berpindah sikap. Menjadi lebih jujur, lebih amanah, lebih bersih dalam hidup. Itulah hijrah yang sejati,” ujarnya, lantang namun bersahaja.

Di tengah derasnya arus digital dan rutinitas birokrasi keagamaan, acara semacam ini menjadi oase—pengingat bahwa agama bukan hanya ritual, tetapi juga arah.

Dan bagi warga Ilir Timur Satu, tahun baru Hijriah tak dirayakan dengan petasan atau pesta, tapi dengan zikir, lomba, dan tekad untuk menjadi manusia yang lebih baik. Seperti semangat hijrah yang terus hidup—diam-diam namun mengubah banyak hal.

TEKS : RILIS KUA IT-1/ZAF  | EDITOR : RIKI (KEMENAG SUMSEL)/IMRON SUPRIYADI  (RED.KASRI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *