MUARA ENIM | KabarSriwijaya.NET — Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, halaman Mapolres Muara Enim pagi itu tak hanya diisi oleh lalu-lalang personel berseragam.
Rabu, 18 Juni 2025, halaman itu berubah menjadi ruang kemanusiaan—terdapat meja-meja pelayanan kesehatan, antrean warga, serta denting alat medis yang lebih banyak terdengar daripada sirene patroli.
Bakti Kesehatan digelar. Sebuah istilah yang terdengar hangat di telinga masyarakat kecil yang lebih akrab dengan harga obat ketimbang jargon reformasi institusi. Kapolres Muara Enim, AKBP Jhoni Eka Putra, membuka acara ini dengan pidato yang tak panjang, tapi cukup menukik makna.
menunjukkan wajah humanisnya
“Setetes darah bisa menyelamatkan jiwa,” ujar Jhoni. Sebuah kalimat yang—jika tak dijerat klise—masih menyimpan makna mendalam. Ia menyebut bahwa kegiatan ini adalah salah satu cara Polri menunjukkan wajah humanisnya, keluar dari bayang-bayang citra represif yang lama melekat sejak rezim lama.
Acara itu memang lebih dari sekadar donor darah. Ada pengobatan gratis, layanan KB, edukasi stunting, hingga tindakan bedah minor. Semua dilayani gratis—sesuatu yang bagi warga di pelosok Sumatera Selatan masih terdengar seperti kemewahan.
Kasi Dokkes Polres Muara Enim, Aiptu Sunarno, Amd.Kep, yang lebih akrab dengan instrumen tensimeter daripada senjata, menjelaskan teknis layanan. “Kami libatkan semua lapisan, bahkan Bhabinkamtibmas berperan langsung mengajak warga dari desa-desa,” ujarnya.
hanya 102 kantong darah
Dari 150 orang yang mendaftarkan diri sebagai pendonor darah, hanya 102 kantong darah berhasil dikumpulkan. Sebuah angka yang tak besar, tapi cukup untuk menyelamatkan puluhan pasien rumah sakit yang menanti dengan harap dan cemas. Hadir pula unsur TNI, Satpol PP, serta warga sipil—menandai kolaborasi sosial yang mulai dirajut di luar ruang apel dan rapat koordinasi.
Kapolres juga menerima simbolis bantuan alat kesehatan dan piagam dari PMI Muara Enim. Seremonial kecil yang bisa saja terlewatkan, bila tak dibalut dengan pesan: bahwa Polri bisa menjadi pelindung bukan hanya dari kejahatan, tetapi dari derita yang lebih sunyi—penyakit dan pengabaian.
dari ruang privat ke ranah sosial
Di tengah acara, Ketua Bhayangkari Cabang Muara Enim, Ny. Livi Jhoni Eka Putra, turut hadir bersama jajaran pengurus. Mereka mengunjungi stan-stan kesehatan, menyapa warga, menandai pergeseran peran keluarga besar kepolisian dari ruang privat ke ranah sosial.
Dalam catatan sejarah institusional Polri, Hari Bhayangkara acap dirayakan dalam nuansa kekuasaan dan pencitraan. Tapi di Muara Enim kali ini, setidaknya ada upaya memperpendek jarak antara aparat dan rakyat. Antara komando dan kebutuhan dasar. Antara jargon dan tindakan konkret.
nadi kemanusiaan
Dengan mengusung tema “Polri untuk Masyarakat”, kegiatan ini ingin menunjukkan satu hal: bahwa di balik tameng, seragam, dan rotan penegak aturan, ada denyut nadi kemanusiaan yang mencoba terus dipertahankan.
Meski belum sempurna, inisiatif seperti ini patut dicatat. Bukan karena meriahnya, tetapi karena kehadirannya yang jujur di tengah masyarakat yang haus perhatian.
TEKS : AHMAD MAULANA| EDITOR : WARMAN P