Ketika Para Tamu Allah Pulang, Syafitri Irwan : Insya Allah, Kita Siap Menyambut

Uncategorized20 Dilihat

PALEMBANG | KabarSumatera.NET — Malam nanti, di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, sepasang sayap akan menembus langit dini hari. Pukul 02.45 WIB, Jumat, 13 Juni 2025, Kloter Pertama jemaah haji asal OKU Timur akan kembali ke pangkuan negeri. Mereka kembali bukan hanya membawa oleh-oleh dari Tanah Suci, tapi juga cerita—dan harapan.

Mereka berangkat dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah pada 12 Juni pukul 10.45 waktu Arab Saudi, dan kini menuju akhir dari perjalanan ruhaninya. Seperti setiap kepulangan, yang dinanti bukan hanya tubuh yang hadir, tapi jiwa yang lebih tenang, yang lebih dekat kepada Tuhan.

**

Di Palembang, segala persiapan sudah diatur. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/Debarkasi Palembang, dipimpin oleh Dr H Syafitri Irwan, S.Ag, M.Pd.I,  Kepala Kanwil Kemenag Sumatera Selatan, telah menggelar rapat, menyusun kerja, menyiapkan sambutan. “Insya Allah, kita siap menyambut para jemaah bersama instansi terkait,” ucap Syafitri, Rabu, 11 Juni.

BACA BERITA LAINNYA :

Jemaah Haji Kloter Pertama Tiba, PPIH Palembang Siapkan Penyambutan

Di ruang-ruang rapat itu, tersimpan lebih dari sekadar logistik dan protokol. Ada tanggung jawab yang tak tampak dalam catatan formal: tugas mengantarkan kembali para tamu Allah ke pelukan keluarga mereka. Syafitri tahu benar, tugas ini belum selesai hanya karena pesawat mendarat.

“Kesuksesan panitia tak cukup hanya sampai di bandara. Ia baru selesai ketika jemaah benar-benar sampai di rumah, dalam pelukan orang-orang yang menunggu,” katanya. Di kalimat itu, ada harapan yang tak bisa ditakar hanya dengan data.

**

Tahun ini, 8.115 jemaah diberangkatkan dari Embarkasi Palembang. Rinciannya: 6.910 dari Sumatera Selatan, 1.117 dari Bangka Belitung, dan 88 petugas kloter. Mereka terbagi dalam 22 kloter, terbang dengan pesawat milik Saudi Arabia Airlines, masing-masing berkapasitas 370 kursi.

Tapi tidak semua bisa kembali.

Sepuluh nama tertinggal di Tanah Haram. Enam dari Sumsel, empat dari Babel.
“Yang wafat di Madinah telah dimakamkan di Baqi. Yang di Mekkah dimakamkan di Sharaya,” jelas Abdul Qudus, dari tim Humas PPIH.
Baqi dan Sharaya—dua tanah sunyi yang kini menyimpan para pejalan yang tak kembali. Tapi siapa tahu, di mata Tuhan, justru merekalah yang telah pulang lebih dulu.

**

Ketika jemaah haji mendarat nanti, mungkin tak ada arak-arakan. Tapi di hati keluarga mereka, akan ada haru yang tak bisa diceritakan dengan kata. Mereka pulang membawa gelar: Haji. Dan kita, di tanah air ini, menunggu sambil berdoa: semoga mereka pulang dalam keadaan sehat, selamat, dan mabrur.

Di langit dini hari itu, akan ada pesawat yang datang membawa rindu, membawa syukur, membawa cerita dari langit ke bumi.

Dan kita pun tahu:
setiap kepulangan dari Tanah Suci adalah cerita tentang manusia yang sempat mendekat, sangat dekat, kepada Tuhan.

TEKS : AHMAD MAULANA  |  EDITOR : IMRON SUPRIYADI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *